Oct
15
2015

Video Game bagi anak dari sudut pandang berbeda

Video Game

Alasan Anak Bermain Video Game dan

Observasi Orang Tua untuk Menemukan Solusi Terbaik

ditulis oleh : Eka Buyung Lienadi

15 Oktober 2015

video game

 

Isu dari video game bukanlah hal yang jarang dibahas. Sudah banyak para ahli yang melakukan riset mengenai dampak sekaligus manfaat dari video game bagi anak. Video game dapat mengasah kemampuan berpikir, analisis, kemampuan akademis, koordinasi tubuh, menambah pertemanan (dunia maya), dan logika seorang anak. Di sisi lain, video game juga mengurangi waktu anak dalam melakukan aktivitas fisik dan bergaul dengan teman sebaya secara nyata. Video game pun telah menimbulkan kasus ‘anak lupa waktu’ sehingga kesan mencerdaskan berimpilkasi pada penurunan prestasi di bangku sekolah. Walaupun banyak referensi sudah menjelaskan dampak positif maupun negatif dari video game, belum ada yang mengupas alasan anak bermain game. Tulisan ini akan membahas beberapa sebab seorang anak berkecimpung dalam dunia permainan maya berdasarkan opini dan pengalaman saya.

 

  1. Karena Video Game asik!

Anak-anak gemar bermain video game dengan alasan video game menyenangkan sudah menjadi alasan yang wajar. Mayoritas Video game dirancang untuk menyenangkan anak-anak dengan fitur gambar menarik, karakter lucu, dan musik yang menyenangkan. Alasan yang satu ini merupakan alasan yang positif. Hal ini menjadi positif karena anak-anak bermain video game karena ia ingin mengekspresikan kesenangannya terhadap video game. Selain itu orang tua dapat mengambil momen ini sebagai reward bagi si buah hati. Dengan begitu, waktu permainan anak dapat tetap terkontrol oleh orang tua dan video game condong memberikan dampak positif.

 

  1. Karena anak tidak ada kegiatan dan menjadi bosan.

Orang tua zaman sekarang banyak yang menjadi working parents maupun single parent. Kebutuhan duniawi sering kali membawa orang tua terjebak arus hingga melupakan tugas utamanya sebagai orang tua, yaitu membimbing anaknya. Dengan berbagai kesibukan sehari-hari, waktu yang diberikan untuk mendampingi buah hati menjadi terlalu minim. Padahal masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat krusial bagi perkembangan si anak. Masa kanak-kanak disebut juga sebagai masa bermain dan belajar. Maksudnya anak-anak dapat belajar dari kegiatan sehari-harinya yaitu bermain. Akan tetapi, respon dari kebosanan anak yang biasanya berupa tangisan sering kali dianggap sebagai gangguan bagi orang tua yang ‘sibuk’. Beberapa orang tua menggunakan metode pengenalan video game untuk menenangkan anaknya. Hal ini merupakan solusi yang buruk bila diterapkan terus-menerus. Solusi ini melahirkan permasalahan baru yaitu ‘kecanduan main game’. Kecanduan main game merupakan permasalahan yang paling sering di dengar di masyarakat dan berdampak buruk. Kecanduan main game menyebabkan si anak mengabaikan sekolah dan mengganggu kesehatan anak. Masalah ini pun akan mengabitkan pembentukan karakter suka berbohong, cuek, dan tidak peduli sesama bila dilanjutkan secara terus-menerus. Saya menulis judul “Observasi sebelum memutuskan” karena ada berbagai alasan yang mempengaruhi anak untuk bermain video game. Sering kali orang tua tidak sadar bahwa permasalahan bukan datang dari si anak ataupun video game, melainkan dari cara mereka memperlakukan anak mereka. Untuk mencegah masalah yang satu ini berkembang, orang tua harus segera menaruh perhatian lebih pada anak mereka. Orang tua perlu mengajar anaknya untuk menjauh dari video game dengan kasih dan kesabaran. Orang tua harus mengenalkan dunia nyata dan teman sebaya yang dapat menjadi lebih menyenangkan daripada dunia maya. Hal ini harus dilakukan secara perlahan agar tidak berdampak pada sebab ke-3.

 

  1. Karena melarikan diri dari masalah.tangis

Alasan ini digolongkan menjadi 2 jenis. Pertama, anak melarikan diri dari masalah keluarga. Dewasa ini banyak kasus rumah tangga yang tidak berjalan dengan baik. Tentunya masalah ini akan memberikan dampak bagi anak-anak. Salah satu dampak yaitu anak berusaha melarikan diri dari masalah konflik tersebut dengan bermain video game. Anak yang berkembang dengan iklim ini akan cenderung introvert, mengurung diri dari dunia luar dan hidup hanya dengan video game. Kedua, masalah sosial di sekolah atau lingkungan sekitar. Permasalahan bullying di sekolah sudah bukan merupakan hal yang aneh di masyarakat. Anak-anak yang pernah mengalami bullying menjadi takut untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Salah satu pelarian mereka adalah video game. Untuk permasalahan ini, orang tua harus dapat menyelesaikan masalah bersama pihak sekolah serta memupuk semangat bergaul pada anaknya. Anak yang mengalami masalah ini cenderung menyimpan masalahnya untuk diri sendiri. Maka dari itu, orang tua harus aktif mencari tahu sumber penyebab masalah dengan berkonsultasi ke pihak luar seperti sekolah atau tempat munculnya masalah.

 

 

Semoga tulisan ini dapat membantu para orang tua untuk melihat anaknya bermain video game dari sudut pandang yang berbeda. Diharapkan para orang tua dapat melakukan observasi dahulu mengenai alasan anaknya bermain video game sebelum memutuskan baik atau tidaknya suatu video game bagi anak-anak.

 

 

 

 

 

Source:

http://psychcentral.com/news/2015/04/02/time-on-video-games-not-content-impacts-kids-behavior/83080.html

 

http://www.raisesmartkid.com/3-to-6-years-old/4-articles/34-the-good-and-bad-effects-of-video-games

 

https://books.google.co.id/books?id=dn-TUg43OHEC&pg=PA61&lpg=PA61&dq=peran+masa+kanak-kanak+sosiologi&source=bl&ots=047VrEIyCr&sig=jd7QPkcYCgpEAs0R4rHWF4UHdec&hl=en&sa=X&ved=0CCcQ6AEwA2oVChMI6N6A1O7EyAIVSgqOCh1cyQvV#v=onepage&q=peran%20masa%20kanak-kanak%20sosiologi&f=false

 

 

No Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker