Nov
06
2015
0

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

MEA

Masyarakat Ekonomia ASEAN

Pengertian MEA, Strategi, dan Semangat Menghadapi MEA

 

MEA 

Ditulis oleh : Eka Buyung Lienadi

Disunting pada tanggal 6 November 2015

 

 

 

MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagaangan bebas antara Negara-negara anggota Asean. Kesepakatan MEA atau AEC (Asean Economic Community) disepakati oleh 10 negara termasuk Indonesia. Akibat dari MEA yaitu adanya sistem perdagangan yang lebih bebas dalam bidang barang dan jasa, tenaga kerja, aliran modal, serta investasi dalam kawasan Asean. Salah satu tujuan kegiatan ini termasuk meningkatkan daya saing masing-masing negara dan memajukan negara-negara Asean dalam bidang ekonomi. Ada 4 pilar terpenting untuk mewujudkan MEA 2015, 4 pilar tersebut yang telah disepakati oleh Para Pemimpin ASEAN adalah sebagai berikut:

  1. a) Pasar tunggal dan basis produksi
  2. b) Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi
  3. c) Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara
  4. d) Kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global.

 

Program MEA menghasilkan proses pertukaran barang, jasa, serta tenaga manusia antar negara yang lebih mudah. Hal ini dapat menjadi kelebihan ataupun kekurangan. Diibaratkan suatu kompetisi maka akan ada pihak yang lebih menang dan kalah. Kemenangan dicapai bila suatu negara merasa semakin berkembang setelah mengikuti program MEA. Unggul atau tidaknya Indonesia sangat dipengaruhi oleh persiapan yang dilakukan untuk menghadapi MEA. Pertama, pemerintah perlu menyiapkan tenaga kerja Indonesia. Jumlah TKI banyak dan akan terus berkembang dengan keunggulan demografis Indonesia. Akan tetapi jumlah tenaga kerja terdidik masih memprihatinkan. Pemerintah harus terus menginsentifkan program wajib belajar 9 tahun untuk menghasilkan TKI terdidik. Dengan TKI terdidik, maka kualitas dan daya saing tenaga kerja asal Indonesia meningkat.

 

Selain melihat dari sudut pandang tenaga kerja, MEA juga mempermudah proses pertukaran barang / jasa antar negara di ASEAN. Perusahaan-perusahaan akan mendapat persaingan lebih dengan adanya MEA. Maka, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus terus berinovasi untuk meningkatkan nilai dari produk mereka dan bersaing dengan perusahaan dari negara lain.

mea2

 

Selain pemerintah dan perusahaan, warga Indonesia juga harus berkontribusi dalam menghadapi MEA. Kontribusi yang dilakukan sederhana tetapi akan memberikan keuntungan bagi diri sendiri, sesama, dan negara. Masyarakat Indonesia perlu melakukan perubahan mentalitas. Contoh yang sering terlihat di kalangan pelajar hingga beberapa mahasiswa Indonesia yaitu kemalasan. Kemalasan di indonesia sudah merebak ke berbagai aspek layaknya penyakit. Kemalasan menghambat perkembangan Indonesia dan memicu keinginan ‘jalan pintas’. Kemalasan perlu diberantas. Dengan menghilangnya malas, maka seseorang dapat melihat cita-citanya lebih dekat. Dengan menghilangnya malas, maka keinginan seseorang untuk selalu maju menjadi kuat. Keinginan untuk menjadi lebih dari sekarang. Hilanya kemalasan sekaligus semangat kompetisi bertanggungjawab lah aspek yang dibutuhkan dari masyarakat Indonesia. Cukup dengan 2 aspek tersebut maka tenaga kerja Indonesia akan memiliki mental lebih baik dan siap menghadapi MEA.

 

Dalam tulisan ini saya juga ingin menyampaikan opini saya pribadi sebagai seorang mahasiswa untuk ‘berkembang’ (menhadapi MEA). Saya ingin selalu mengembangkan diri saya sesuai dengan ideologi saya yang tentunya masih dala perkembangan. Saya ingin berkembang tidak hanya dari ilmu yang akan saya peroleh di universitas, tetapi ilmu yang terus saya gali baik secara akademis maupun non-akademis (kerja dan kegiatan lain). Selain itu, saya berharap dapat belajar tidak hanya di fakultas saya atau hanya dari mata pelajaran yang sudah diatur agar saya dapat semakin berkembang. Saya juga percaya kita “belajar” tidak hanya untuk mempersiapkan masa depan. Saya belajar karena saya ingin belajar. Saya percaya dengan semangat itu maka saya dapat berkembang dengan maksimal, tanpa rasa tekanan. Selain itu saya percaya dalam berkembang kita juga harus selalu memegang teguh ideologi kita. Kita harus berpedoman pada karakter, sifat, perilaku yang kita anggap baik di masyarakat ( tidak bermaksud “Saya yang paling benar” karena berkembang ilmu tanpa karakter yang baik malah akan merugikan orang lain. Kesimpulannya, semangat tersebut yang berkarakter dapat membantu saya untuk bersaing dengan orang lain.

 

Terimakasih sudah membaca tulisan ini. Semoga dapat menginspirasi Saudara. Semoga juga dapat menambah wawasan saudara mengenai MEA.

 

 

Sumber:

ppsmb.ugm.ac.id, 2015, Materi, diakses 21 Juli 2015, dari http://ppsmb.ugm.ac.id/materi.php

http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/

 

Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker